Periode
ketiga Berdirinya Kerajaan Kepenuhan adalah periode kejayaan dan masa
kemunduran kerajaan diKepenuhan. Masa kejayaannya mulai tampak ketika Sultan
Sulaiman menjadi raja di Kepenuhan, karena beliau adalah putra Kepenuhan. Pada
masa selanjutnya kerajaan diteruskan oleh Yang Tuan Muda Pagaruyung dengan
Gelar Yang Tuan Besar. Adanya hubungan antara Yang Tuan Muda Pagaruyung dengan
Kerajaan Pagaruyung membuat eksistensi Raja Kepenuhan menjadi kokoh berdiri di
atas kaki sendiri. Ini merupakan Sejarah yang pertama dialami oleh Raja
Kepenuhan.
Pada
masa sebelumnya, ketergantungan terhadap kerajaan di luar Kepenuhan sangat
mereka butuhkan. Sedangkan pada masa itu, Kerajaan Kepenuhan sudah mampu berdiri
sendiri. Mungkin inilah yang dimaksud dengan masa kejayaan Kerajaan Kepenuhan. Namun masa kejayaan
itu tidak bertahan begitu lama. Dalam catatan sejarah Kepenuhan tidak
diterangkan penyebab keruntuhan Kerajaan Kepenuhan karena silsilahnya yang
terputus sampai pada akhir masa Datuk Maruhum Merah Dada. Datuk Maruhum Merah
Dada adalah Raja Kepenuhan setelah Yang Tuan Muda Pagaruyung lenyap dari sejarah.
Ketika
Datuk Maruhum Merah Dada wafat,
ia digantikan oleh RajaTengku Mudo Sahak yang mati ditembak oleh Raja Rokan di
Koto Menampung ke hilir naik ke Nabuh Sonokai. Setelah Raja Tengku Mudo Sahak
wafat digantikan olehRaja Montuan Mudo (nama kecilnya Mencong),
sebenarnya beliau belum bisa menjadi raja dan yang seharusnya menjadi raja
adalah Ujang Kasang. Namun Ujang Kasang yang hanya dua bersaudara itu digilokan (seperti
orang gila) oleh saudaranya karena terjadi perebutan kekuasaan di antara dua
bersaudara tersebut. Kondisi tersebut dimanfaatkan untuk dapat menggantikan
raja yang akhirnya didapatkan oleh Raja Montuan Muda.
Semasa
menjadi raja di Kepenuhan (mulai memerintah pada tahun 192 M),Raja Yang Tuan
Muda menyekolahkan anaknya yang bernama Tengku Sultan Sulaiman(nama kecilnya
Poak) keluar dari Kepenuhan dengan harapan di kemudian hari mampu menggantikan
beliau sebagai raja. Setelah Yang Tuan Muda wafat, beliau digantikan oleh
Tengku Sultan Sulaiman. Tengku Sultan Sulaiman wafat pada zaman penjajahan
jepang pada tahun 1945. Secara historis, pada
tahun 1945, Kerajaan Kepenuhan bergabung dengan Republik Indonesia. Setelah itu
keberadaan Kepenuhan dapat dikatakan hilang keberadaan pemerintahannya. Akan
tetapi keturunan Sultan Sulaiman sampai sekarang masih ada, mereka pada
umumnya tinggal di Pekanbaru.
Untuk
mengingat jasa yang telah diperbuat, maka dalam adat Luhak Kepenuhan keluarga
kerajaan ini dimasukkan dalam bilangan suku-suku di Kepenuhan. Ketika diadakan
Musyawarah Besar di Kota Tengah pada tahun 1968 dinyatakan, bahwa mereka
tergolong salah satu Suku Tiga Piak.Adapun yang termasuk dalam Suku Tiga Piak
tersebut adalah suku bangsawan dengan pucuk Suku Tengku Sultan Sulaiman
(mengambil nama raja terakhir), suku anak raja-raja dengan pucuk Suku Sutan Ibrahim dan suku nan
seratus dengan pucuk Suku Datuk Nindo.
0 komentar:
Posting Komentar